BEST 47: Tingkatkan Kapasitas Renewable Energy Geothermal, hingga Potensi Ekonomis Tinggi dari Serbuk Kayu untuk Sumber Energi PLTU
Hadir kembali dengan episode terbarunya, kali ini Bincang Energi Siaran Terkini (BEST) 47 membawakan berita terhangat seputar perkembangan energi selama dua minggu terakhir. Informasi dalam BEST Edisi ke-47 kali ini dikemas menjadi beberapa berita lokal maupun nasional yang mengupas berbagai isu energi terbarukan yang ramai diperbincangkan.Â
Berita pertama yang dibawakan oleh tandem Ayuni dan Damian mengangkat topik kesiapan PGE untuk menjawab tantangan dalam mengembangkan pemanfaatan dari besarnya potensi geothermal di Indonesia. Hal tersebut dikatakan oleh Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto.Â
Dikutip dari kompas.com, beliau mengatakan dalam 10 tahun ke depan, PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang energi bersih yang bersumber dari panas bumi hingga dua kali lipat lebih dari yang saat ini dioperasikan oleh PGE. Beliau juga menambahkan bahwa PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola langsung oleh PGE menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Ini artinya di tahun 2030 PGE berpotensi untuk bisa memberikan kontribusi potensi pengurangan emisi sebesar 9 juta ton CO2 per tahun, dan menargetkan menjadi tiga besar perusahaan produsen panas bumi di dunia dalam siaran pers pada hari Selasa, 7 Februari 2023.
Berita kedua datang dari Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jambaran Tiung Biru (JTB), serta Lapangan Gas MDA dan MBH di Ballroom Sheraton Hotel and Towers, Surabaya, Rabu (8/2). Pengoperasian lapangan migas ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan gas dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.Â
Lebih lanjut Wapres mengharapkan agar pengoperasian proyek-proyek migas tersebut dilakukan secara baik dengan memperhatikan aspek kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan. Dikatakan, gas bumi memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Sebab, gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara. Ini menunjukkan peran vital gas bumi, baik dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional maupun dalam kebijakan bauran energi di Indonesia.
Tak hanya sampai di berita tadi, kolaborasi Ayuni dan Damian kemudian menutup segmen BEST ke-47 kali ini dengan membawakan berita terakhir seputar upaya PLN terus menggencarkan praktik pencampuran biomassa dengan batu bara atau co-firing untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Cara ini dapat berkontribusi pada penurunan emisi karbon dari sektor pembangkit listrik dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa perusahaan akan aktif mendorong kolaborasi dengan masyarakat untuk penyediaan suplai biomassa. Kehadiran program co-firing ini juga merupakan langkah PLN menjawab persoalan transisi energi global. Manfaat tersebut telah dirasakan Barwan, salah satu distributor biomassa serbuk kayu yang digunakan untuk co-firing PLTU Jeranjang di Lombok Barat. Dalam satu bulan, Barwan dapat menyediakan hingga 300 ton serbuk kayu untuk PLTU Jeranjang.