Bincang Energi muda kali ini mengundang Bayu Jati Utomo, CEO Visi Technovation, dan Adhitya Mulya, Program Manager New Energy Nexus Indonesia. New Energy Nexus merupakan organisasi non-profit internasional yang mendukung pengusaha energi bersih melalui bantuan dana, program akselerasi, dan jaringan. Visi Technovation bertekad untuk terus berinovasi demi kemajuan teknologi Bersih dan Cerdas, yang dapat membantu individu, komunitas, dan industri bertransisi ke kehidupan yang berkelanjutan.

Di dalam pemaparan program Nexus, Adithya menjelaskan bahwa inkubasi merupakan program bagi startup energi yang masih dalam tahap early stage, dimana startup masih melakukan market research dan masih menentukan target market mereka. Akselerasi merupakan program bagi startup yang sudah sampai tahap mature, dimana sudah melakukan penjualan produk masing-masing. New Energy Nexus sendiri menyediakan kedua program ini untuk jangka waktu yang sama, yaitu 3 bulan. Tak hanya itu, startup yang telah mengikuti program dari New Energy Nexus akan diberikan tracking program selama 2 tahun kedepan.

Karakteristik startup yang mengikuti program Nexus sendiri juga cukup bervariatif, dimana tidak ada batasan dari segi umur, latar belakang founder, maupun tahap pengembangan dari startup. Latar belakang founder tidak harus dari energi, tahap pengembangan startup juga beragam mulai dari early stage sampai yang sudah didanai jutaan dollar pun turut mengikuti program Nexus.

Bayu sebagai salah satu founder startup yang mengikuti program akselerasi Nexus merasakan banyak manfaat dalam pengembangan bagi startupnya. Networking yang luas dalam menjaring koneksi yang relevan serta dipertemukan dengan stakeholder-stakeholder terkait merupakan salah satu wujud networking yang dirasakan oleh Bayu. Tak hanya networking, business model berupa mentorship terkait marketing dan komunikasi, impact measurement, finance, business plan, dan lain-lain yang tentunya sangat dibutuhkan dalam membangun startup energi yang profesional. Di dalam program Nexus sendiri, sudah ada kurikulum-kurikulum yang dibutuhkan dalam mengembangkan startup. Kurikulum yang diberikan untuk setiap startup tentunya akan berbeda tergantung kepada kapabilitas yang dimiliki oleh startup masing-masing.

Hadirnya pandemi Covid-19 menjadi penghambat keberjalanan program Nexus. Dahulu mungkin evaluasi bisa dilaksanakan secara langsung, tetapi kini hanya bisa sebatas online meetings. Namun, Nexus mencoba untuk memaksimalkan manfaat yang diberikan kepada startup-startup terkait. Dibalik hambatan-hambatan yang ada, kegiatan online memudahkan Nexus dalam mencapai startup energi dari berbagai kota, bahkan luar negeri. Access of information yang tadinya menjadi hambatan dalam mencapai daerah diluar Jakarta dapat dihilangkan dengan adanya platform online ini.

Menurut Adithya, Indonesia memiliki banyak sektor energi yang dapat dikembangkan. Adithya menyebutkan beberapa contoh pengembangan yang harus dikembangkan dalam bidang energi di Indonesia. Pertama, Energy Monitoring and Management, sektor ini berfokus pada energy saving dimana Indonesia masih sangat baru dan belum banyak yang muncul terkait sektor ini. Kedua, EV (Electric Vehicle), charging station di Indonesia baru berjumlah 100, dimana masih sangat jauh dengan negara-negara lain. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli EV masih mahal, salah satu solusi yang ada adalah dengan retrofitting. Ketiga, panel surya, di Indonesia hanya tersedia 2000-3000 panel surya yang terintegrasi dengan PLN, masih jauh jika dibandingkan dengan California, dimana 200.000 rumah telah terpasang panel surya.

Di dalam pemaparan terkait Visi Technovation, Bayu menjelaskan bahwa startup ini terfokus pada energy storage seperti data logging, monitor, dan lain-lain. Wilayah yang diprioritaskan dalam startup ini adalah daerah 3T (Terpencil, Terdepan, dan Terluar). Tujuan daripada prioritas ini adalah guna menciptakan ekosistem yang mendukung. Tanpa ada listrik, maka tidak ada internet, tanpa internet, maka tidak akan muncul e-commerce, tanpa e-commerce maka ekonomi akan sulit berkembang. Bayu juga mengatakan bahwa banyak improvisasi yang perlu dilakukan selama mengerjakan proyek tertentu, karena banyak ekspektasi ataupun rencana yang harus diubah saat dilapangan.

Di dalam penutupan Bincang Energi Muda, Adithya berpesan nusantara ini kaya akan potensi, tetapi tidak akan menjadi apa-apa tanpa aksi, yuk kita sama-sama bekerja untuk mandiri energi. Bayu juga memberikan pesan untuk tidak takut untuk memulai, karena jika kita tidak bertanya maka orang tidak akan tahu, jadilah orang yang terbuka demi pengembangan diri kita masing-masing.

EPISODE LAINNYA
FOLLOW AND SUBSCRIBE
Episodes

BEM #4 | Peran Program Akselerasi Bagi Startup Energi

oleh Bincang Energi time to read: 2 min
0