Indonesia saat ini menempati peringkat ke -71 dari 115 negara yang ada dalam Indeks Transisi Energi (ETI) 2021 sebagai negara pengonsumsi energi terbesar di Asia Tenggara. Menurut laporan World Economic Forum (WEF) pada April 2021, Indonesia mengantongi skor indeks sebesar 56 dari total 100 skor. Angka ini diperoleh dari perata-rataan indicator performa system 2021 dan kesiapan transisi 2021. Sumber: katadata.co.id

Menduduki peringkat 6 dalam ETI kawasan ASEAN, dapat dikatakan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia di posisi pertama dan kedua. Kendati demikian, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen mendukung energi terbarukan dengan mengurangi emisi sebanyak 29% ditahun 2030 dari Business as Usual (BAU) atau 41% dengan bantuan internasional. Kualitas air, udara, hingga iklim saat ini mampu merepresentasikan bahwa kegiatan sehari-hari manusia memberikan efek yang signifikan terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Tidak sedikit dari aktivitas tersebut mampu mengganggu keseimbangan alam, sebagai contoh ialah gaya hidup manusia sekarang. Menurut Food and Agriculture Association (FAO) tahun 2020, gaya hidup masyarakat Indonesia menyumbang sampah makanan sebesar 13 ton per tahun. Artinya, setiap orang membuang sebanyak 300kg sampah makanan sepanjang tahunnya. Angka ini terbilang cukup fantastis dikarenakan masih terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Dalam mengupayakan transisi energi menuju energi terbarukan diperlukan serangkaian terobosan. Gebrakan ini tentunya akan memiliki dampak besar apabila mampu dilakukan secara masif dan serentak di seluruh kalangan, terlebih lagi dalam masa new-normal. Eksistensi pemuda salah satunya dianggap memegang peranan penting dalam mendukung energi terbarukan. Partisipasi pemuda dalam menciptakan gerakan-gerakan seperti gaya hidup hijau bebas emisi mampu menggerakkan semua elemen tanpa terkecuali para pemangku kebijakan. Dalam level individu mengajarkan bahwa upaya perbaikan alam sejatinya dimulai dari hal-hal terkecil yang ada di sekitar. Membudayakan gaya hidup hijau yang bebas emisi mampu memberikan sentuhan manis dalam rangka mendukung upaya transisi energi terbarukan di Indonesia. Pergeseran ini merupakan juga bentuk tanggung jawab untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Berkontribusi dalam mendukung gaya hidup hijau bebas emisi terlebih di era new-normal dapat diwujudkan melalui banyak cara. Gaya hidup hijau juga mulai digaungkan oleh banyak pihak lantaran jeritan alam yang tersiksa akan tangan-tangan tak bertanggung jawab manusia. Gaya hidup hijau bagi sebagian orang dianggap menjadi celah untuk menyelamatkan bumi dari peningkatan krisis iklim. Ada banyak hal yang terkesan sangat sepele namun apabila mampu dilakukan secara konsisten akan memberikan perubahan besar bagi eksistensi alam. Memanfaatkan keberadaan ruang-ruang terbuka dan jendela dalam memaksimalkan cahaya mampu mengurangi penggunaan listrik dan energi. Perilaku kecil seperti ini akan menyumbang peranan besar apabila dilakukan secara serentak dan bekerlanjutan. Sehingga setiap inidvidu sadar akan kapasitas mereka agar bijak dalam mengelola energi yang ada. Perluasan sektor-sektor terbuka hijau juga akan memberikan dampak positif untuk menekan kerusakan alam apabila digeluti serius oleh pemerintah. Memperhatikan jumlah konsumsi plastik sehari-hari juga merupakan bagian dari gaya hidup hijau. Plastik juga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar yang ada di Indonesia sehingga penggunaannya juga mulai dibatasi. Meski terkesan simpel dan sepele, penggunaan plastik dalam jumlah besar akan sangat mempengaruhi kondisi lingkungan alam di masa mendatang. Hal ini dikarenakan plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai terlebih dalam jumlah yang besar secara terus-menerus. Mendukung gaya hidup hijau yang bebas emisi tak hanya sekadar way of life, melainkan juga choice of live. Pilihan yang benar-benar disandarkan pada kepedulian akan alam dalam jangka panjang, bukan hanya hari ini atau esok. Tidnakan-tindakan kecil di atas hanya segelintir upaya yang bisa dilakukan dalam mengurangi ancaram terhadap lingkungan. Meski dengan menerapkan gaya hidup hijau bebas emisi tak serta merta menghilangkan dampak negatif pada lingkungan, hal tersebut tetap dapat memberikan kontribusi terbaik bagi sektor perkembangan lingkungan yang akan mengarah pada berjalannya transisi energi menuju energi terbarukan di Indonesia.    
Tagged: ,
LATEST POSTS
FOLLOW AND SUBSCRIBE

New Normal dengan Transisi Energi: Dukung Gaya Hidup Hijau Bebas Emisi

oleh Suti Sri Hardiyanti time to read: 2 min
0