Selamat Hari Pangan Internasional, Sobat Bincang Energi! Untuk merayakan hari yang penting ini, yuk kita ulik mengenai food waste atau limbah makanan yang mulai mengancam keseimbangan ekosistem kita.

Diperkirakan sepertiga dari semua makanan di dunia yang diproduksi untuk konsumsi manusia terbuang di sepanjang rantai pasok. Hasil buangan makanan ini berkontribusi sebanyak 6,8% terhadap emisi gas rumah kaca global. Di negara maju, penyebab utama adanya food waste adalah konsumen itu sendiri dimana sebanyak kurang lebih 53% total limbah makanan berasal dari rumah tangga. Dalam topik mengenai food waste, analisis juga menyangkut isu-isu yang terkait dengan keberlanjutan kesejahteraan. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyebab yang mendasari pembuangan makanan dan sisa makanan, mendefinisikan hambatan hukum, dan mengidentifikasi prospek terbaru di skala nasional.

Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), sebuah organisasi di bidang pangan dan pertanian internasional, sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi di seluruh dunia terbuang setiap tahun. Namun apabila Sobat Bincang Energi mengamati di belahan dunia lain, terjadi hal sebaliknya. Banyak manusia yang harus meratapi keadaan kerawanan pangan yang ditunjukkan oleh masih adanya orang yang menderita kekurangan gizi, bahkan kelaparan sampai mati.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menyatakan limbah makanan yang terbuang atauĀ food loss and wasteĀ di Indonesia selama 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun. Beliau mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah memperkuat komitmennya melalui kebijakan pembangunan rendah karbon yang tercantum dalam berbagai peraturan termasuk dalam rencana pembangunan menengah nasional 2020-2024.

Selain itu, Monoarfa juga mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi dan melakukan penanganan sampah, termasuk sampah makanan dengan target pengurangan 30% dan 70% sampai dengan tahun 2025. Hal itu dilakukan melalui kebijakan dan strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga. Kondisi pandemi COVID-19 mendorong Indonesia untuk memanfaatkan pemulihan nasional pasca pandemi untuk membangun negara secara lebih baik dan berkelanjutan. Salah satu caranya, menurut beliau, dimulai dengan transisi bertahap dari ekonomi konvensional menjadi ekonomi sirkular; termasuk di dalamnya adalah isu food loss and waste.Ā Ini tentu penting mengingat permasalahan sampah yang dihadapi Indonesia merupakan isu kompleks yang memerlukan penanganan secara terintegrasi.

Sampah makanan terjadi pada tingkat distribusi maupun konsumsi. Pada tingkat distribusi, sampah makanan berasal dari pasar tradisional atau supermarket; contohnya produk makanan yang sudah expired. Sedangkan pada tingkat konsumsi, sampah makanan berasal dari sisa potongan sayur atau buah serta kebiasaan menyisakan makanan.Ā Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan dan perilaku masing-masing individu, seperti:

  • Tidak menghabiskan makanan
  • Makan tidak sesuai porsi makanan
  • Membeli atau memasak makanan yang tidak disukai
  • Gaya hidup dan rasa gengsi bila menghabiskan makanan di depan orang banyak
 

Dampak Limbah Pangan Bagi Lingkungan

Food waste sangat berbahaya bagi lingkungan. Adapun dampak food waste bagi lingkungan dan energi adalah sebagai berikut.

Ā  Ā 1. Produksi Gas Metana

Sampah makanan yang terbuang akan menumpuk dan tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Ketika makanan mulai membusuk dan terdegradasi, gas metana akan dilepaskan ke lingkungan. Gas metana ini merupakan salah satu gas rumah kaca yang turut berdampak pada pemanasan global.

Ā  Ā 2. Bencana Ledakan Sampah

Akumulasi sampah dan gas metana pada TPA dapat memicu terjadinya bencana ledakan sampah. Hal ini juga bisa menyebabkan longsor yang berisiko memakan korban jiwa.

Ā  Ā 3. Terbentuknya Air Lindi

Ketika ada tumpukan sampah, air hujan akan merembes ke dalam tumpukan sampah dan menghasilkan air lindi. Air lindi sangat berbahaya dan beracun karena mengandung unsur logam berat, seperti timbal (Pb), besi (Fe), dan tembaga (Cu). Apabila tidak diolah dengan baik, air lindi akan meresap ke tanah dan mencemari air tanah.

Ā  Ā 4. Mengancam Keanekaragaman Hayati

Secara tidak langsung sampah makanan dapat merusak ekosistem. Apabila air lindi masuk ke aliran sungai, hal ini akan merusak ekosistem sungai.

Ā  Ā 5. Membuang-Buang air

Produksi makanan membutuhkan air sehingga membuang-buang makanan berarti turut membuang-buang air yang diinvestasikan dalam produksi makanan: mulai dari hewan hingga agrikultur untuk bercocok tanam. Membuang 1 kg daging sama saja dengan membuang 50.000 liter air yang digunakan dalam produksi daging. Diketahui juga bahwa 70% air di dunia digunakan dalam agrikultur untuk bercocok tanam.

Ā  Ā 6. Membuang-Buang Minyak Bumi

Proses produksi makanan melibatkan banyak sekali komponen yang mungkin tidak kita sadari. Contohnya adalah proses membajak sawah ketika bertani menggunakan traktor yang memerlukan bahan bakar minyak bumi. Hal ini bisa dianalogikan bahwa ketika kita membuang makanan, kita juga turut menyia-nyiakan minyak bumi yang digunakan dalam proses tersebut.

Ā  Ā 7. Menyia-nyiakan Lahan

Apabila pengelolaan sampah masih buruk dan sampah tetap dibuang ke TPA, lama-kelamaan sampah akan menumpuk dan tentu memerlukan lahan tambahan sebagai tempat pembuangan sampah.

Ā Sayangnya, kondisi sampah makanan di Indonesia ini diperparah dengan rendahnya sistem pengelolaan sampah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, ditemukan bahwa Indonesia menjadi negara kedua di dunia dengan tingkat usaha terendah dalam mengurangi sampah makanan.Ā Dari 175.000 ton sampah yang diproduksi setiap harinya, sebanyak 69% sampah dibuang ke TPA, 10% sampah terkubur di tanah, 8.5% tidak dikelola, 7.5% dijadikan kompos dan didaur ulang, serta 5% sampah dibakar.

 

Aksi Reduksi Limbah Pangan

Lalu, apa yang dapat kita lakukan? Berikut ada tips nih bagi Sobat Bincang Energi jika ingin berkontribusi untuk mengurangi food waste:

Ā Ā  Ā a) Reduce

Mengurangi konsumsi makanan instan dengan beralih mengkonsumsi makanan yang diproduksi secara lokal Membuat perencanaan sebelum membeli sesuatu sehingga dapat berbelanja sesuai dengan kebutuhan Memasak bahan makanan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak menjadi limbah Menyimpan makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama

Ā Ā  Ā b) Reuse

Donasi makanan melalui LSM, NGO, atauĀ start-upĀ terkaitĀ food waste Apabila makanan tidak habis, simpan makanan dalam kulkas dan makanan bisa kembali dimakan pada hari berikutnya

Ā Ā  Ā c) Recycle

Pembuatan kompos makanan sisa dengan teknikĀ vermicompostĀ danĀ black soldier flies Mengolah sampah makanan dengan biodigester untuk diubah menjadi biogas

Yuk, kita turut serta mengurangi food waste dengan langkah-langkah kecil yang berarti. Happy International Food Day!

Daftar Pustaka

Alfarizi MK. Sampah terbesar di Indonesia: sisa makanan dari rumah tangga [Internet]. Jakarta: Tempo; 2020 Mar 6 [Daring, diakses pada 10 Oktober 2021].

Cimsa UI. Food Waste dan Pengarunya Terhadap Lingkungan. [Daring].

Duncan B. Food waste: why itā€™s bad [Internet]. Kirkcaldy: Greener Kirkcaldy; 2018 Apr 13 [Daring, diakses pada 10 Oktober 2021].

Jayani DH. Tingkat kelaparan Indonesia masih kategori serius [Internet]. Place unknown: Katadata; 2020 Sep 24 [Daring, diakses pada 10 Oktober 2021].

Lucifero, N. (2016). Food loss and waste in the EU law between sustainability of well-being and the implications on food system and on environment.Ā Agriculture and Agricultural Science Procedia,Ā 8, 282-289.

Newswire. Ternyata Limbah Makanan Indonesia Capai 48 Ton per Tahun. Jakarta: Bisnis.com; 2021 Jun 9 [Daring, diakses pada 10 Oktober 2021].

Slorach, P. C., Jeswani, H. K., CuĆ©llar-Franca, R., & Azapagic, A. (2019). Energy demand and carbon footprint of treating household food waste compared to its prevention.Ā Energy Procedia,Ā 161, 17-23.

Utami SF. Apa perbedaan food loss dan food waste [Daring]. Place unknown: Zero Waste Indonesia; 2019 [Daring, diakses pada 10 Oktober 2021].

Special Image Credit Photo by Joshua Hoehne on Unsplash

Tagged: ,
LATEST POSTS
FOLLOW AND SUBSCRIBE

Limbah Pangan pada Keberlanjutan Energi dan Lingkungan

oleh Dinda Gustari time to read: 4 min
0