Indonesia menjadi salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia dengan urutan ke empat menurut Worldometers tahun 2017. Jumlah penduduk yang besar ini tentunya berdampak pada konsumsi masyarakat dan juga sampah sebagai benda hasil konsumsi yang sudah tidak dapat digunakan. Tentunya, hal ini menjadi perhatian bagi kita dengan banyaknya sampah yang setiap harinya bertambah dan juga dengan pengelolaan yang belum optimal di sebagian besar daerah di Indonesia.
Saat ini, pengelolaan sampah di Indonesia masih menjadi tugas dari semua pihak, baik dari pemerintahan maupun warga negara karena kita berperan penting dalam kebersihan lingkungan. Sampah bukan hanya sebagai barang yang tidak terpakai lagi, tetapi dapat dimanfaatkan kembali dengan pengelolaan yang tepat. Oleh karena itu, hadirnya bank sampah menjadi solusi dalam pengelolaan sampah di lingkungan. Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai menerapkan dan menjalankan program bank sampah. Untuk pelaksanaan program bank sampah secara optimal, dibutuhkan peran serta pemerintah dan juga kesadaran dan kepedulian lebih dari masyarakat sekitar. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menekankan tentang perlunya perubahan pola pengelolaan sampah konvensional menjadi pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan kegiatan pembatasan timbulan sampah, mendaur ulang dan memanfaatkan kembali sampah atau dikenal dengan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).
Mengenal Bank Sampah
Bank sampah muncul sebagai inisiatif masyarakat lokal dalam upaya partisipasi menangani permasalahan yang selama ini ada. Strategi pengolahan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis masyarakat tersebut mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah, menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak, dan nantinya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pembangunan bank sampah merupakan momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah.
Pengelolaan Bank Sampah
Bank Sampah memiliki cara kerja dengan menabung sampah yang telah terpilah. Dari sampah yang telah dipilah dan juga dikumpulkan sesuai kategori dan jenisnya, masyarakat mengelola sampah tersebut untuk dapat dimanfaatkan kembali. Tentunya, hal ini memiliki dampak positif bagi lingkungan karena mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena limbah yang ada disekitar lingkungan. Menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Selain memiliki nilai ekonomi, program ini harus dikembangkan karena berperan penting dalam menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan. Sistem kerja pengelolaan sampah pada bank sampah dapat berbasis rumah tangga maupun berskala luas seperti satu daerah kecamatan atau kelurahan.
Bank Sampah di Indonesia: Bank Sampah Jakarta
Dikutip dari Bank Sampah Jakarta dalam situs resminya, lembaga yang memiliki konsentrasi di bidang pengelolaan sampah di daerah provinsi DKI Jakarta, berbagai dampak yang dihasilkan dari pengelolaan bank sampah yang sudah berjalan di daerah Jakarta dan sekitarnya antara lain adalah dampak sosial berupa kepedulian dan edukasi masyarakat terhadap lingkungan serta dampak ekonomi yang didapatkan saat mengumpulkan sampah. Seperti yang telah disebutkan, pengelolaan sampah mampu membuat sampah menjadi bernilai ekonomis dan juga menghasilkan infrastruktur lingkungan dengan tata ruang yang lebih baik. Untuk dampak kesehatan, tentunya lingkungan yang bersih membuat masyarakat akan terhindar dari bahaya penyakit yang ditimbulkan karena sampah ataupun limbah yang tidak dikelola dengan baik. Hal ini juga berkaitan dengan aspek menjaga kelestarian lingkungan dengan penghematan sumber daya alam (resource efficiency) dan penghematan energi (energy efficiency).
Gambar 1. Pengelolaan Bank Sampah Jakarta
Misi utama dari adanya kebijakan mengenai bank sampah adalah: mengurangi jumlah timbulan sampah yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat yang nilai ekonomi, mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah secara benar dan ramah lingkungan, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pengetahuan terhadap pengelolaan sampah harus menjadi perhatian bagi pemerintah dan seluruh pihak dalam mengedukasi masyarakat untuk pengelolaan bank sampah supaya dapat berjalan dengan optimal.
Implementasi Bank Sampah
Untuk mencapai hasil yang optimal, implementasi Bank Sampah di Indonesia memerlukan tiga pendekatan aspek:
1. Aspek Pengelolaan
Pengelolaan TPA sebagai tempat pembuangan akhir masih diperlukan pengelolaan yang baik dan juga manajemen yang harus diperhatikan untuk dapat dipilah dan mampu ditampung oleh bank sampah. Namun, beban sampah yang dibuang ke TPA harus terus direduksi sampai akhirnya fungsi TPA sebagai tempat pembuangan akhir dapat berubah menjadi tempat komposting terintegrasi atau fungsi-fungsi lain yang lebih ramah lingkungan. Selama masa transisi, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengoptimalisasi peranan sebelumnya. Beberapa hal dapat dilakukan, di antaranya adalah melakukan sistem TPA yang harus diperbaiki oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan setempat. Selain itu, koordinasi dari TPA dan Bank Sampah sangat diperlukan karena masyarakat tentunya harus mampu memilah sampah sehingga TPA hanya menjadi tempat akhir sampah yang tidak bisa dikelola secara mandiri dan akan dikelola dengan prosedur yang ada dari pihak terkait. Pemerintah juga memiliki peran dalam pengelolaan sampah.Di sisi lain, masyarakat juga harus mampu menjaga lingkungan dengan mampu mengelola sampah dengan adanya program Bank Sampah.
2. Aspek Pengembangan
Upaya untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah yang lama, yaitu kumpul-angkut buang menjadi kumpul olah dan manfaat, sangat perlu dilakukan. Edukasi kepada masyarakat guna mencegah sampah yang dapat didaur ulang menjadi terbuang dan mampu mencemari lingkungan juga tidak kalah penting. Generasi muda memiliki peran penting dalam memberi edukasi kepada masyarakat untuk mampu memilah sampah dan memiliki kepedulian yang baik terhadap lingkungan sekitar, seperti dapat mengelola sampah di bank sampah sehingga bukan hanya memiliki dampak positif berupa kesehatan dan kebersihan lingkungan, tetapi juga nilai kewirausahaan dan mampu diterima masyarakat dengan baik.
3. Aspek Pengawasan dan Penilaian (Evaluasi)
Setelah Bank Sampah mampu berjalan dengan optimal, tentunya perubahan-perubahan terjadi sebagai adanya kemandirian masyarakat dalam mengelola persampahan di lingkungannya; sebuah konsekuensi dari penerapan konsep partisipatif dalam sistem pengelolaan sampah yang dirumuskan bersama. Penerapan konsep partisipatif memungkinkan masyarakat mengelola sampah rumah tangganya secara mandiri dengan dibantu oleh LSM sebagai fasilitator dan pendamping dalam kegiatan pengelolaan sampah masyarakat secara mandiri tersebut. Dengan demikian, kebijakan tidak lagi sepenuhnya di tangan pemerintah. Oleh karena itu di aspek ini, seluruh elemen baik pemerintah dan juga masyarakat mampu berkoordinasi dengan baik dan memberikan dampak yang besar bagi lingkungan.
Pengelolaan Bank Sampah harus mendapat perhatian dan peran serta seluruh pihak karena lingkungan harus dijaga kelestariannya untuk sustainability development dan memberikan dampak yang besar untuk kita semua. Dengan adanya edukasi dan kesadaran untuk ikut serta mengelola sampah dengan pemanfaatan sampah tentunya akan mengoptimalkan perkembangan program Bank Sampah.
Daftar Pustaka
Banksampahjakarta.blogspot.com. 2021. Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi. [Daring] Diakses di: http://banksampahjakarta.blogspot.com/2013/07/dampak-sampah-terhadap-sosial-dan.html?m=1> [Diakses pada 22 September 2021].
Kementerian Lingkungan Hidup RI.(2011). Bank sampah dan 3R: Membangun Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup.(2008). STATUS Lingkungan Hidup Indonesia. 2007. Jakarta
Featured Image Credit
Photo by Jasmin Sessler on Unsplash