Selamat Hari Energi Sedunia!

Hari Energi Sedunia diperingati pertama kali pada tanggal 22 Oktober 2012 oleh Forum Energi Dunia, World Energy Forum (WEF) dengan dukungan penuh dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dubai. Hari Energi Sedunia ini menjadi tonggak awal gerakan perubahan pengelolaan dan penggunaan energi dengan baik. Energi digunakan untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup, terutama manusia. Tujuan utama dari peringatan Hari Energi Sedunia ini adalah untuk berfokus pada penggunaan energi pada kehidupan sehari-hari dari segala aspek. Konsumsi energi yang telah dipakai oleh manusia harus mampu kita analisis dan kelola untuk menjaga energi agar tetap mampu bertahan lama guna membangun peradaban manusia. Akses energi dan kaitannya dengan isu lingkungan, teknologi, dan kemampuannya untuk memberi dampak pada dimensi kehidupan manusia perlu ditinjau kembali dengan memperhatikan kuantitas energi yang dapat mengalami kelangkaan. Kekuatan dari pemerintahan dan kekuasaan di dunia harus mampu mengelola energi dengan baik. Berdasarkan penelitian Badan Energi Internasional (IEA; International Energy Association) pada tahun 2017, akan ada 647 juta orang yang hidup tanpa akses listrik. Ini membuktikan bahwa, sebagai manusia, kita harus menggerakkan energi untuk mampu membantu setiap sendi kehidupan setiap orang.

Energi tentunya berkaitan dengan jumlah manusia yang memanfaatkan energi dan ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh manusia. Di beberapa daerah, pertumbuhan penduduk melampaui proyeksi terkini sehingga berdampak pada infrastruktur utilitas yang terbebani. Revisi rencana untuk tujuan dan kebijakan akses energi sangat diperlukan. Selain pertumbuhan populasi yang cepat, perubahan iklim juga dapat berdampak pada kebutuhan masa depan karena lebih banyak energi akan dibutuhkan untuk pendinginan dan upaya mitigasi lainnya bagi individu dan bisnis agar sejahtera seiring dengan kenaikan suhu global. Meskipun terdapat banyak negara yang sedang melalui tantangan ini, negara-negara dI Afrika merupakan contoh baik untuk menunjukkan jurang pemisah antara ‘yang kaya’ dan ‘yang tidak mampu’. Pertumbuhan penduduk diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam 20 tahun ke depan, yaitu mencapai lebih dari 2 miliar pada tahun 2040. 

Menurut Badan Energi Internasional, “perubahan besar ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi benua, pembangunan infrastruktur dan, pada gilirannya, permintaan energi, yang diproyeksikan meningkat 60% menjadi sekitar 1.320 juta ton setara minyak pada tahun 2040.” Sementara instalasi energi surya dapat unggul pada iklim benua Afrika, sampai saat ini mereka memiliki kurang dari 1% dari kapasitas instalasi surya dunia, sehingga per kapitanya, terdapat kesenjangan yang jelas dan terdapat ruang untuk perbaikan.

Sustainable Development Goals menjadi tujuan yang mendorong perubahan strategis. Organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa menciptakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs) pada tahun 2015. Ada 17 tujuan yang semuanya memiliki target spesifik dan vital untuk meningkatkan kondisi populasi ini dengan Tujuan 7 yang dibuat khusus untuk memecahkan masalah energi bersih dan terjangkau bagi semua. Dengan tujuan ini, PBB berkomitmen untuk mengakhiri kemiskinan energi dengan “memastikan akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua pada tahun 2030.” 

PBB berusaha untuk melihat semua sisi masalah dan mengatasinya dengan cara yang memiliki arahan tingkat tinggi yang diterapkan oleh organisasi lokal. Mendorong dan melakukan aksi lanjut tentang 17 tujuan SDGs PBB dengan Tujuan 7 yang secara khusus didedikasikan untuk energi atau melacak kemajuan dari keseluruhan strategi mereka untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan dengan adanya gerakan menggunakan energi terbarukan. Untuk mencapai tujuan pada tahun 2030, akan dibutuhkan dana dan keterlibatan yang sangat besar. Pada tahun 2015, PBB mencatat “energi terletak di jantung Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.” Acara dan berita seputar akses energi diperbarui di halaman situs Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB. Ini bisa menjadi kesempatan bagi orang-orang di semua negara untuk belajar lebih banyak tentang topik penting ini dan terlibat di dalamnya.

Diperlukan juga sistematika untuk mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan. Potensi tersebut dapat berupa panas bumi, bahan bakar nabati, coal bed methane (CBM), tenaga air, matahari, hingga angin. Kaitan energi terbarukan dengan pembangunan  berkelanjutan, secara sosial dapat dilihat dari pentingnya penghematan sumber daya untuk generasi yang akan datang dan ruang akses mereka ke depan. Dari aspek lingkungan, pengembangan energi bersih dapat mendorong terciptanya pembangunan rendah karbon. Sementara itu, dalam aspek ekonomi, pengembangan energi bersih dalam jangka panjang dapat mendorong penurunan biaya penyediaannya dan sekaligus mencerminkan signifikansi valuasinya biaya lingkungan. Pemanfaatan energi terbarukan di dunia ini akan mengatasi kelangkaan sumber energi dan tentunya akan dapat dimanfaatkan dengan baik dan terciptanya energi yang bersih dan sustainable.


Daftar Pustaka

Peter P. Rogers, Jalal, Kazi F.; Boyd, John A, An  Introduction to Sustainable  Development, UK and USA:  Earthscan, 2008.

Featured Image Credit

Photo by Karsten Würth on Unsplash

Tagged: , , ,
LATEST POSTS
FOLLOW AND SUBSCRIBE

Hari Energi Sedunia: Energi di Masa Kini dan Optimalisasi Pemanfaatan Energi Terbarukan

oleh Aulia Eka Rahma time to read: 3 min
0