Bincang Energi Muda kali ini mengundang Salsa dari Student Energy, organisasi kepemudaan Internasional yang berpusat di Kanada. Student Energy bergerak melalui ide dan aksi para pemuda dari berbagai negara untuk menyuarakan transisi energi, energi berkelanjutan, serta penggunaan energi yang lebih asri demi kelestarian lingkungan. Beberapa program yang telah direalisasikan antara lain adalah Student Chapter, Educational Content dan juga Student Energy Summit yang diadakan di setiap dua tahun sekali. Program-program tersebut memiliki misi networking atau menghubungkan ide-ide terbarukan dari generasi muda di berbagai negara dalam rangka menggerakkan aksi peduli lingkungan dan energi.
Menurut Salsa, generasi muda harus ikut menyuarakan aksi transisi energi ini di Indonesia untuk energi terbarukan demi lingkungan yang lebih baik lagi. Kasus efek rumah kaca dan perubahan iklim membawa dampak besar bagi lingkungan, salah satunya ditandai dengan kenaikan temperatur permukaan bumi. Penggunaan bahan bakar fosil masih menjadi kontributor besar dalam penyebab polusi yang mampu merusak kadar kebersihan udara dan lingkungan serta mempengaruhi cuaca dan iklim di bumi. Oleh karena itu, Transisi Energi ini diperlukan demi terjaganya lingkungan yang lebih bersih serta keberlanjutan energi di masa yang akan datang.
Motivasi Salsa sendiri untuk aktif bergerak pada isu transisi energi ini berhubungan dengan Sustainable Development Goal (SDG) yang ke-7. SDG ini kira-kira berbunyi “Ensure access to affordable, reliable, sustainable and modern energy for all”. Salsa berpikir bahwa energi adalah sebuah hal sangat krusial pada kehidupan manusia. Sangat sulit untuk dibayangkan jika seseorang tidak memiliki akses kepada energi. Jika seseorang tidak memiliki akses yang cukup terhadap energi, maka ia akan mengalami penurunan HDI (Human Development Index) atau tingkat kesejahteraan hidup.
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi Salsa dan generasi muda khususnya di Indonesia dalam menyuarakan aksinya. Salah satunya adalah keterbatasan akses ke pihak-pihak terkait dalam mengaspirasikan ide dan gagasan terbaru. Pihak-pihak terkait itu antara lain adalah pembuat kebijakan (pemerintah) dan pelaku bisnis. Sejauh ini aksi ataupun suara yang terdengar hanya baru berasal dari lingkup organisasi-organisasi pendidikan atau lingkungan saja. Padahal, aksi transisi energi dan juga menjaga lingkungan perlu didukung oleh pihak terkait seperti pemerintah supaya berkesinambungan dan menjadi aksi nyata dalam perubahan.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Salsa berharap terbentuknya wadah formal sebagai perpanjangan tangan antara generasi muda dengan pemerintah maupun pemimpin bisnis. Wadah formal tersebut dapat membantu tercapainya Intergenerational Collaboration atau kolaborasi dari berbagai generasi ataupun kalangan supaya mampu berkontribusi dan mewujudkan aksi nyata dalam Transisi Energi di Indonesia.
Salah satu upaya Student Energy dalam menjembatani pemuda dengan pemimpin senior maupun pemimpin bisnis adalah Global Youth Energy Outlook (GYEO). GYEO adalah kuesioner yang menampung aspirasi pemuda akan transisi energi dan hasilnya akan dipresentasikan di 26th UN Climate Change Conference of the Parties (UNFCCC COP 26) di Glasgow, November 2021.
Berkaca dari beberapa negara di dunia, sudah terciptanya kesadaran yang tinggi dan aksi berkala untuk mendukung transisi energi dan kelestarian lingkungan. Bentuk aksi yang sudah dilakukan oleh generasi muda antara lain adalah berpartisipasi dalam gerakan atau edukasi kepada masyarakat di berbagai platform sosial media bahkan di jalanan. Pemuda Indonesia sendiri sudah mulai memiliki kesadaran yang tinggi, namun dirasa masih belum melakukan aksi yang cukup. Selain itu juga pemerintah Indonesia dianggap belum memiliki keterbukaan yang tinggi akan aspirasi pemuda terhadap transisi energi.
Harapan Salsa dalam aksi Transisi Energi ini yaitu pemuda agar lebih peduli terhadap isu transisi energi dan perubahan iklim dengan mengambil peran sesuai dengan caranya masing-masing. Tidak lupa juga untuk pihak terkait seperti pemerintah diharapkan mampu menjembatani generasi muda agar bisa berkolaborasi dan kerja bersama-sama agar transisi energi berlangsung lebih cepat dan baik.