Dalam webinar Ruang Bincang Energi #16 berjudul “The Key Concept and Strategies for Decarbonizing Energy Sector to Achieve Net Zero Emissions Target”, para ahli berkumpul untuk membahas kebutuhan mendesak akan dekarbonisasi di sektor energi. Disponsori oleh PT Alga Bioteknologi Indonesia, acara ini bertepatan dengan Hari Energi Sedunia, yang menekankan pentingnya upaya global dalam mengurangi emisi karbon.
Pentingnya Dekarbonisasi
Dekarbonisasi sangat penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dalam webinar ini, disampaikan bahwa ambang batas emisi global yang tidak boleh dilampaui pada tahun 2030 adalah 33 gigaton. Namun, proyeksi saat ini menunjukkan bahwa tanpa perubahan signifikan, emisi dapat mencapai antara 53 hingga 56 gigaton, jauh melebihi batas aman. Tren yang mengkhawatirkan ini menuntut tindakan segera dari semua negara, termasuk Indonesia, yang saat ini menempati peringkat kelima dunia dalam emisi gas rumah kaca.
Konsep Utama dalam Dekarbonisasi
Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCUS)
Salah satu strategi utama yang dibahas adalah Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCUS). Teknologi ini melibatkan penangkapan emisi karbon dioksida dari sumber seperti pembangkit listrik dan proses industri, pemanfaatannya dalam berbagai aplikasi, serta penyimpanannya di bawah tanah untuk mencegah emisi masuk ke atmosfer. Implementasi CCUS sangat penting bagi industri untuk memenuhi target pengurangan emisi mereka.
Hidrogen Hijau
Fokus penting lainnya adalah hidrogen hijau, yang dihasilkan menggunakan sumber energi terbarukan. Hidrogen hijau dapat berfungsi sebagai bahan bakar bersih alternatif serta bahan baku untuk berbagai proses industri. Transisi ke sistem energi berbasis hidrogen dianggap sebagai langkah penting menuju pencapaian emisi nol bersih.
Strategi untuk Mencapai Emisi Nol Bersih
Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDCs)
Negara-negara, termasuk Indonesia, telah berkomitmen pada Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDCs) di bawah Perjanjian Paris. Indonesia menargetkan puncak emisi pada tahun 2031 dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa jalur saat ini mungkin tidak sesuai dengan komitmen tersebut, sehingga diperlukan upaya dan strategi yang lebih kuat.
Fokus Sektoral
Webinar ini menekankan perlunya fokus pada tiga sektor utama dalam pengurangan emisi:
- Pembangkit Listrik: Beralih ke sumber energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi di pembangkit listrik.
- Transportasi: Mempromosikan kendaraan listrik dan sistem transportasi publik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
- Industri: Menerapkan teknologi dan praktik produksi yang lebih bersih untuk meminimalkan emisi.
Kolaborasi dalam Upaya Dekarbonisasi
Mencapai emisi nol bersih memerlukan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri, dan akademisi. Webinar ini menyoroti pentingnya kemitraan antara sektor publik dan swasta, karena dapat memfasilitasi berbagi pengetahuan, sumber daya, dan teknologi yang diperlukan untuk transisi energi yang sukses.
Kesimpulan
Jalan menuju dekarbonisasi sektor energi penuh dengan tantangan, tetapi ini adalah langkah yang sangat penting untuk keberlanjutan planet kita. Wawasan yang dibagikan dalam webinar ini menyoroti urgensi penerapan strategi yang efektif, seperti CCUS dan transisi ke hidrogen hijau. Saat Indonesia dan negara-negara lain berupaya memenuhi komitmen iklim mereka, tindakan kolektif dan solusi inovatif akan menjadi kunci untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
Sebagai individu dan organisasi, kita harus berkontribusi dalam upaya ini dengan mendukung praktik berkelanjutan, mendukung inisiatif energi bersih, dan berpartisipasi dalam diskusi mengenai aksi iklim. Masa depan planet kita bergantung pada komitmen kita untuk mengurangi emisi karbon dan membangun lanskap energi yang berkelanjutan.
EPISODE LAINNYA