Narasumber Bincang Energi Muda (BEM) edisi ke-24 kali ini adalah Arif Utomo selaku Corporate Energy Lead di WRI Indonesia.

WRI Indonesia merupakan sebuah yayasan yang melakukan penelitian dan merupakan organisasi independen dan hadir untuk mendukung dan mewujudkan aksi nyata mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Yang mana WRI Indonesia adalah organisasi penelitian independen yang bekerja sama dengan pemerintah, bisnis, lembaga multilateral, dan kelompok masyarakat sipil untuk mengembangkan solusi praktis yang meningkatkan kehidupan masyarakat dan memastikan alam dapat berkembang di Indonesia.

Dalam hal pembangunan berkelanjutan, WRI Indonesia memperhatikan tiga hal dalam melaksanakan proyek-proyek yang ada demi terciptanya keseimbangan. Tiga hal tersebut, yaitu:

   1.Perlindungan terhadap lingkungan

   2. Pertumbuhan ekonomi

   3. Kesejahteraan manusia

Berkantor pusat di Jakarta, WRI Indonesia memiliki kantor regional di Riau, Sumatera Selatan, Papua, dan Papua Barat. WRI Indonesia juga bekerja dengan para mitra dan jaringan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Di tingkat regional, WRI Indonesia bekerja dalam berbagai konsorsium yang bekerja untuk menciptakan dampak di  Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Laos, Kamboja, dan Myanmar. Dan memiliki jaringan kantor di seluruh dunia termasuk Cina, India, Brazil, Eropa, dan Amerika.

6 topik yang menjadi  fokus utama dalam menjalankan proyek-proyek yang ada di WRI Indonesia adalah:

  • Hutan
  • Iklim 
  • Kota dan Transportasi
  • Energi
  • Laut
  • Tata Kelola Lahan

Salah satu proyek utama WRI Indonesia untuk sektor energi baru terbarukan adalah dekarbonisasi. Secara sederhana dekarbonisasi adalah segala usaha yang kita lakukan untuk mengeluarkan emisi yang lebih rendah. Tujuan dan sasaran utama dari  dekarbonisasi sendiri adalah emission reduction, jadi langkah untuk bisa mencapai hal itu kita harus ukur terlebih dahulu emission profile diri kita masing-masing, begitu pula sebagai company dan setelah menemukan emisi pada sektoral apa yang telah kita keluarkan lebih besar lalu tahap selanjutnya adalah mencari cara untuk mengurangi pengeluaran emisi berlebih tersebut. Karena setiap sektor memiliki perlakuan yang berbeda-beda. Maka, dengan memahami itu terlebih dahulu membuat kita menavigasi sektor mana yang menjadi prioritas yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

Pada tahun 2028 jumlah penggunaan listrik dari sektor industri dan komersial akan mencapai lebih dari 50% maka dari itu perlu dilakukan transisi di sektor energi, khususnya energi baru terbarukan dalam bidang energi listrik. Yang mana kita tahu, listrik yang kita gunakan masih listrik yang bersumber dari pembangkit yang tidak ramah lingkungan dan bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Dan harus mulai bertindak dari sekarang karena seperti yang kita tahu juga, efek climate change ini sudah mulai terasa akhir-akhir ini. Untungnya langkah untuk penanggulangan tersebut sudah mulai mengalami perkembangan dan kemajuan, yang mana hampir dari 40 multinasional company bekerja sama dengan pemerintah untuk menggunakan renewable energy, dengan begitu harapannya semoga target Net Zero Emission bisa cepat terlaksana bahkan sebelum tahun 2060, dan pencapaian tersebut butuh peran dari berbagai sektor baik dari pemerintah, sektor industri bahkan sektor akademisi.

Sebagai generasi muda kita memiliki peran penting dalam menjalankan cita-cita yang sudah direncanakan karena suatu saat nanti generasi muda dan anak-anak kita lah yang menjalankan mimpi energi bersih dan terbarukan tersebut. Dengannya, sebagai generasi pemimpin bangsa para pemuda harus memiliki kebijakan dan langkah yang berbeda dari generasi sebelumnya, harapannya semoga generasi pemuda selanjutnya bisa memberikan inovasi baru di bidang renewable energy.

 

EPISODE LAINNYA

Tagged:
FOLLOW AND SUBSCRIBE
Episodes

BEM #24 | Youth Perspective on Energy Transition Roles in Bringing Us Towards a Net-Zero

oleh Bincang Energi time to read: 2 min
0