Hai, Sobat Bincang Energi!
Sudah tahu belum tentang tren bisnis saat ini yang selain menguntungkan juga sebagai bentuk kita mencintai lingkungan loh!
Yep! Ecopreneurship namanya…
Apa itu Ecopreneurship?
Ecopreneurship merupakan suatu konsep kewirausahaan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga memperhatikan aspek lain, terutama aspek lingkungan. Ecopreneurship merupakan perilaku kewirausahaan yang berfokus pada kelestarian lingkungan di masa depan. Ecopreneurship ditandai dengan beberapa aspek mendasar dari kegiatan kewirausahaan yang berorientasi pada sistem manajemen atau prosedur teknis dan lebih fokus pada inisiatif dan keterampilan pribadi atau tim untuk mencapai kesuksesan pasar dengan inovasi lingkungan.
Apa saja jenis ecopreneurship?
Ecopreneurship dibedakan dari bentuk pengembangan lingkungan perusahaan dan komitmen perusahaan untuk perbaikan lingkungan dan kemauan yang kuat untuk pertumbuhan bisnis. Fokusnya adalah pada kelestarian lingkungan untuk mendapatkan momentum dalam lingkungan bisnis. Tren ecopreneur ini telah menciptakan berbagai peluang bagi pengusaha diantaranya :
- Menciptakan teknologi hijau
- Menggunakan teknologi untuk mempromosikan kelestarian lingkungan (manajemen energi misalnya) untuk membuat bisnis yang ada ramah lingkungan, sehingga keuntungan dan manfaat dapat diperoleh.Â
Seorang ecopreneur tidak hanya ditentukan oleh kemungkinan menghasilkan keuntungan, tetapi juga ditentukan oleh isu-isu lingkungan. Seorang ecopreneur ingin membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan meningkatkan, atau setidaknya melindungi lingkungan.
Ecopreneurship telah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lingkungan karena telah berhasil menyadarkan masyarakat bahwa lingkungan perlu dilestarikan dengan mengurangi sampah misalnya dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, sehingga proses daur ulang produk lebih mudah dan fleksibel. Simulasi dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat tentang cara memperbaiki lingkungan agar tidak tercemar sangat sederhana, sehingga siapa saja mampu melakukannya. Pendidikan ini pada akhirnya memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. Ecopreneurship juga telah meningkatkan perekonomian untuk membangun masyarakat yang mandiri dalam memperoleh keuntungan bersama. Kreativitas individu perlu ditumbuhkan dan didukung dengan kerjasama yang baik antara satu dengan yang lain untuk meningkatkan keuntungan. Jika upaya ini terus dikembangkan, maka akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi masyarakat bersama, bukan hanya keuntungan individu yang akan dikembangkan. Dengan demikian, kolaborasi antara, lingkungan, sosial, dan ekonomi merupakan faktor kunci dalam implementasi ecopreneurship.
Bagaimana konsep ecopreneurship?
Konsep ecopreneurship didasarkan pada tiga pilar: inovasi, kepedulian terhadap lingkungan, dan keberlanjutan jangka panjang. Eco-inovasi adalah elemen kunci karena meningkatkan nilai bagi produsen dan konsumen sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan eco-inovasi memungkinkan perusahaan tidak hanya mendapatkan posisi pasar yang istimewa tetapi juga untuk mempertahankan posisi pasar dalam jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat bersaing melalui biaya, mereka dapat bersaing melalui inovasi. Inovasi lingkungan atau eco-inovasi dapat terjadi di tiga bidang bisnis, seperti yang ditunjukkan tabel berikut ini:
INOVASI PROSES | Inovasi ini berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Tujuannya biasanya untuk meningkatkan eco-efisiensi. Dalam kebanyakan kasus, perbaikan ini didasarkan pada penggunaan teknologi produksi yang lebih ramah lingkungan |
INOVASI ORGANISASI | Inovasi ini berhubungan dengan restrukturisasi dalam perusahaan. Inovasi ini terutama menyangkut karyawan dan organisasi tugas kerja mereka. Bentuk pengelolaan baru seperti penerapan model pengelolaan lingkungan juga termasuk dalam kategori ini. |
INOVASI PRODUK | Inovasi ini mengacu pada pengembangan produk atau layanan yang benarbenar baru atau peningkatan produk atau layanan yang sudah ada. Misalnya, desain ekologis dapat menawarkan alternatif yang baik untuk menghasilkan produk yang menggunakan sumber daya alam secara lebih efisien. Penggunaan bahan organik daur ulang merupakan salah satu contoh penyempurnaan produk yang sudah ada. Pengembangan teknologi lingkungan berkelanjutan jangka panjang seperti teknologi energi terbarukan memerlukan pengembangan produk baru di pasar |
Evolusi dan pengembangan eco-inovasi dan ecopreneurship tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan elemen kunci lainnya dalam transisi ekologi. Elemen-elemen ini termasuk konsumen ekologis, yang kebiasaan konsumsinya menentukan gaya hidup baru.Â
Bagaimana peran dan cara kita untuk menghadapi tantangan ecoprenurship?
Untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan konsisten di sektor ini, diperlukan kolaborasi aktif antara konsumen, produsen, distributor, dan pemerintah. Promosi model produksi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan tidak akan berhasil kecuali kebijakan dan inisiatif berkelanjutan didukung oleh semua pihak yang terlibat dalam proses produksi dan konsumsi. Konsumen memainkan peran penting dalam hal ini karena mereka pada akhirnya menentukan nilai produk melalui kebiasaan konsumen mereka. Meskipun ecopreneurship berada dalam fase pertumbuhan dan kemajuan yang konstan, namun juga menghadapi banyak kesulitan yang menghambat perkembangannya dan mencegahnya untuk dieksploitasi sepenuhnya. Tantangan utamanya adalah mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Seperti disebutkan sebelumnya, kemakmuran fenomena ini pada akhirnya tergantung pada upaya bersama dari semua aktor. Oleh karena itu, pertumbuhan yang stabil dan terkonsolidasi dipengaruhi oleh tindakan semua pihak yang terlibat. Tantangan besar lain yang dihadapi sektor ini adalah kurangnya informasi khususnya kurangnya visibilitas model bisnis ini atau produk turunan dari model bisnis ini. Konsumen ekologis akan siap mengonsumsi barang berlogo organik. Namun, mereka merasa bahwa informasi yang mereka miliki terbatas dan mereka hanya tahu sedikit tentang bentuk produksi baru ini. Oleh karena itu, keunggulan sektor ini di pasar harus ditingkatkan untuk mempromosikan dan mendorong masyarakat untuk mengubah kebiasaan konsumsinya.
Â
REFERENSI
Schaltegger, S., A framework for ecopreneurship, Greener Management International, 2002(38), 45-58.
Schaper, M., Introduction: the essence of ecopreneurship, Greener Management International, 2002(38), 26-30.
Domanska, A.; Zukowska, B.; Zajkowski, R. Green Entrepreneurship as a Connector among Social, Ë™ Environmental and Economic Pillars of Sustainable Development. Why Some Countries Are More Agile? Problemy Ekorozwoju 2018, 13, 67–76. 5.Â
MikuÅ¡ovĂ¡, M. To Be or Not to Be a Business Responsible for Sustainable Development? Survey from Small Czech Businesses. Econ. Res. Istraž. 2017, 30, 1318–1338.