Kebutuhan akan energi sampai saat ini terus mengalami peningkatan. Konsumsi minyak dunia terus mengalami kenaikan selama sepuluh tahun terakhir, sedangkan ketersediaan energi berbahan bakar fosil semakin hari semakin menurun. Di indonesia demi memenuhi kebutuhan PT Pertamina (Persero) impor minyak pada tahun 2020 mencapai 78,7 juta barel. Hal ini dikarenakan seluruh sektor industri di Indonesia bergantung besar pada energi fosil.
Bahan bakar fosil merupakan sumber energi tak terbarukan (non-renewable energy). Bentuk dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas alam. Bahan bakar jenis ini pada suatu masa pasti akan habis, namun hingga kini segala aktivitas manusia perlu ditunjang sampai pada tahap ketergantungan. Penyediaan listrik indonesia misalnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat 85,31 persen dari total kapasitas terpasang nasional dihasilkan merupakan sumbangsih bahan bakar fosil. Listrik berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan pembakaran batubara masih mendominasi. Adapun contoh lain yakni pada bidang transportasi yang menggunakan BBM yang berasal dari minyak bumi.
Tren dunia yang saat ini sedang berlomba-lomba beralih dalam penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah Indonesia terus memberi himbauan untuk segera beralih pada energi terbarukan, hal ini terlihat dalam upaya mengubah kebijakan energi nasional termasuk target baruan 23% energi baru terbarukan pada tahun 2045. hal selaras juga dikatakan oleh Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara yang berbunyi “Penggunaan Energi Baru Terbarukan bukan merupakan suatu pilihan bagi Indonesia, namun itu adalah hal yang harus dilakukan di masa depan.” Tuntutan beralih ke energi terbarukan sebagai komitmen indonesia untuk mengurangi efek gas rumah kaca akibat pembakaran energi fosil yang membuat keadaan justru lebih parah. Indonesia saat ini sedang melakukan penelitian dan pengembangan sumber hayati yang berpotensi untuk dijadikan biofuel atau bahan bakar mesin. Macam-macam biofuel yang dapat diciptakan seperti bioetanol, biodiesel, dan biogas. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi paling besar adalah sawit dengan memanfaatkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO) untuk dijadikan biodiesel.
Kelapa sawit merupakan tanaman yang telah dibudidayakan secara intensif di Indonesia, khususnya dalam pembuatan CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng, sabun di dalam negeri atau diekspor. Oleh karena itu, bila dilihat dari ketersediaan bahan baku, maka kelapa sawit merupakan bahan yang paling potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2020 perkebunan besar di Indonesia didominasi oleh tanaman kelapa sawit yang total keseluruhan mencapai 8,9 juta hektar, naik hampir 300 ribu hektare dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 8,6 juta hektar. Jumlah sebesar ini mampu menghasilkan CPO sekitar 49,12 juta ton.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM tahun 2020 No.16 telah menetapkan bahwa peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan biofuel khususnya biodiesel di Indonesia. Biodiesel adalah bahan bakar campuran minyak dari tumbuhan atau hewan dengan solar pada perbandingan tertentu. Program B30 atau campuran minyak nabati 30 persen dengan solar 70 persen telah terlaksana pada bulan januari 2020 sembari menyiapkan implementasi Program Biodiesel B40 dan B50.
Emisi buang yang dihasilkan biodiesel lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan emisi bahan bakar fosil. Pada bahan bakar fosil emisi yang dihasilkan menyebabkan peningkatan suhu permukaan bumi (global warming), perubahan iklim dan cuaca. sedangkan pada biodiesel emisi yang dihasilkan lebih bersih, tidak beracun, dan bisa diurai oleh lingkungan. Menurut Sadhik Basha (2018) Pembakaran biodiesel dapat mengurangi emisi dari karbon monoksida, total hidrokarbon (THC), particulate matter (PM), dan poliaromatik hidrokarbon (PAH).
Perkembangan terbaru pemerintah melalui kementerian pertanian mendorong melakukan riset B100 dan telah melakukan uji coba pada kendaraan bermotor mampu mencapai jarak 13,1 KM per liter, tentu jarak ini lebih jauh dibandingkan solar yang hanya 9 KM per liter. Klaim ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono pada Forum Tematik Bakohumas.
Angin segar untuk melepaskan diri dari ketergantungan minyak ini ternyata juga masih memiliki kendala dalam hal urusan harga. Dari segi produksi biodiesel yang akan dipasarkan per liternya masih dalam kisaran Rp15.000- Rp20.000. Rentang harga yang cukup tinggi ini diakibatkan harga rata-rata minyak mentah sawit di Indonesia masih tinggi. Bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan harga ini dapat turun agar bisa segera dimanfaatkan masyarakat karena suplai sawit akan didorong lebih cepat. Demi menekan biaya produksi indonesia bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung untuk melakukan penelitian katalis merah putih yang menjadi salah satu bahan vital untuk menciptakan biodiesel dari minyak sawit mentah ini.
Harapan dengan hadirnya biodiesel ini disamping mewujudkan ketahanan energi nasional yang ramah lingkungan juga mampu menyerap seluruh produksi CPO dalam negeri. Kesejahteraan petani sawit mampu terangkat, atau bisa juga menjadi komoditas yang mampu diekspor ke luar negeri.
REFERENSI
- Sadhik Basha J. (2018). Impact of Carbon Nanotubes and Di-Ethyl Ether as additives with biodiesel emulsion fuels in a diesel engine – An experimental investigation. Journal of the Energy Institute. 91(2): 289-303.
- Joshi, R.M., Pegg, M.J., (2007), Flow Properties of Biodiesel Fuel Blends at Low Temperatures,
- Fuel, Vol. 86, No.1-2, 143-151.
- Kementerian keuangan Republik Indonesia. (2021). Wamenkeu: Penggunaan EBT Bukan Merupakan Suatu Pilihan, Itu adalah Arah Indonesia Kedepan. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/wamenkeu-penggunaan-ebt-bukan-merupakan-suatu-pilihan-itu-adalah-arah-indonesia-kedepan/
- Gayanti, Mentari D. (17 Desember 2020). BPDPKS proyeksi produksi CPO capai 52,30 juta ton pada 2021. Media Antara. https://www.antaranews.com/berita/1900656/bpdpks-proyeksi-produksi-cpo-capai-5230-juta-ton-pada-2021
- Thomas, Vincent F. (1 Agustus 2020). Energi Fosil Sumbang 85% Listrik RI per Mei 2020, Terbanyak PLTU. Media Tirto. https://tirto.id/energi-fosil-sumbang-85-listrik-ri-per-mei-2020-terbanyak-pltu-fU1K
- Umah, Anisatul. (9 Februari 2021). Impor Minyak Mentah 2021 Akan Melonjak 50%, Kok Bisa?. Media CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210209111011-4-222081/impor-minyak-mentah-2021-akan-melonjak-50-kok-bisa
- Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Biodiesel B-100 Hasil Riset Kementan Bisa Hemat Devisa 26 Triliun. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3832
- Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Bahan Baku BBN. http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/inovasi-teknologi/biofuel/leafletbrosur-bbn
- Umah, Anisatul. (5 Mei 2021). Berat! Ini Sederet Kendala RI Menuju B100. Media CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210505094958-4-243281/berat-ini-sederet-kendala-ri-menuju-b100
Fathan Akbar Gemilang adalah anggota tim teknis Divisi Pengabdian Masyarakat Adidaya Initiative. Dapat ditemui di instagram dengan nama pengguna @_akbarg