Halo, Sobat Bincang Energi! 

Setiap tanggal 29 September, media sosial sering diramaikan dengan gerakan Hari Sarjana Nasional. Tidak seperti hari-hari khusus lainnya, informasi mengenai Hari Sarjana Nasional ini sangat minim. Meskipun tidak diketahui siapa yang memulai gerakan ini, namun pada dasarnya semangat dalam Hari Sarjana Nasional bertujuan untuk menghargai pencapaian para sarjana di Indonesia yang tentunya diharapkan dapat berkontribusi besar terhadap pembangunan negara. 

Sebenarnya, apa itu sarjana? 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi, “sarjana” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti orang baik, orang terhormat, dan orang bijak. Akan tetapi, pengertian tersebut sepertinya tidak terlalu banyak digunakan oleh sebagian besar orang saat ini. Secara umum, masyarakat mengenal kata sarjana identik dengan gelar yang diperoleh atas pencapaian seseorang setelah menamatkan pendidikan tingkat strata satu di perguruan tinggi. 

Lantas, dengan pengertian yang lebih umum ini, bagaimana kondisi sarjana di Indonesia? 

Hasil survei Angkatan Kerja Nasional menyatakan capaian pendidikan pada pekerja dengan tingkat tinggi untuk pemuda (usia 16-30 tahun) adalah 15,90%, sementara untuk untuk usia dewasa (25 tahun ke atas) adalah 13,73% (BPS, 2021). Selain itu berdasarkan angka partisipasi kasar pendidikan, pada tahun 2020 terdapat 25,50% dari kelompok usia 19-24 tahun yang sedang bersekolah di tingkat perguruan tinggi (BPS, 2021). 

Memiliki peluang untuk menjadi sarjana di Indonesia merupakan suatu privilese tersendiri, loh. Dari data yang sudah dipaparkan tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa tidak semua warga negara berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, gelar sarjana yang disandang oleh sebagian masyarakat ini tentu memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan tinggi mengisi sebagian besar posisi pekerjaan dengan kualifikasi tenaga profesional, tenaga kepemimpinan, pejabat pelaksana, maupun pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus (Suryono & Pitoyo, 2013). 

Bagaimana peran sarjana dalam perkembangan Green Jobs di Indonesia? 

Memasuki era modern seperti saat ini, green jobs mulai menjadi salah satu pilihan pekerjaan yang diminati oleh masyarakat terkhusus untuk kalangan sarjana muda. Istilah green jobs sendiri mulai dipopulerkan oleh International Labour Organization (ILO), yaitu merupakan jenis pekerjaan yang berkontribusi untuk menjaga atau memperbaiki lingkungan. Green jobs ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan bahan baku, membatasi emisi gas rumah kaca, meminimalisir polusi dan limbah, melindungi dan memulihkan ekosistem, serta mendukung adaptasi terhadap efek perubahan iklim (ILO, 2016). 

Berbagai sektor industri dapat menjadi bagian dari green jobs, mulai dari pekerjaan yang bergerak di bidang pengelolaan hidup, manufaktur, energi, makanan dan penyediaan bahan makanan, hingga fashion. Selain contoh mengenai energi terbarukan ramah lingkungan yang memang sudah terkenal sebagai bagian dari green jobs, mungkin Sobat Bincang Energi pernah membaca berita tentang inovasi bahan pewarna yang batik ramah lingkungan, perusahaan kosmetik yang menyediakan layanan pengembalian limbah bekas kosmetik, atau bahkan café dengan inovasi wadah maupun alat makan yang dapat habis termakan. Jenis-jenis bisnis seperti itu bisa menjadi contoh konkrit dari green jobs

Perkembangan green jobs di Indonesia tentunya tidak lepas dari latar belakang ekonomi dan politik. Berpartisipasinya Indonesia pada berbagai perjanjian internasional menjadi salah satu faktor penguatnya. Salah satu contohnya adalah Ratifikasi Perjanjian Paris yang kemudian melahirkan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2016 berisi komitmen nasional untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim (KLHK, 2017). 

Perjanjian internasional yang kemudian tertuang dalam payung hukum tersebut menjadi angin segar bagi masyarakat pecinta lingkungan. Hal ini mendorong industri yang sudah berjalan mulai merubah persepsi dalam menjalankan bisnisnya, mulai dari penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, proses industri yang minim emisi dan limbah, penggunaan energi alternatif, hingga upaya tata Kelola lingkungan namun tetap mengedepankan profit secara ekonomi (Wandi & Rifa’i, 2020). Di sinilah peran sarjana dalam perkembangan green jobs. Untuk melangsungkan industri yang lebih ramah lingkungan, tentu dibutuhkan berbagai penelitian dan pengembangan, sehingga perusahaan kemudian mulai selektif dalam merekrut sumber daya manusia untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan. 

Selain itu, dengan berkembangnya persepsi mengenai bisnis yang ramah lingkungan, berbagai jenis “pekerjaan baru” muncul. Misalnya, dengan adanya inovasi bisnis dalam pengelolaan lingkungan hidup, seperti bisnis bank sampah, digitalisasi pengangkutan sampah, industri daur ulang limbah, berbagai jenis bulk store, hingga pekerjaan lain yang terkait dengan penelitian dan kajian lingkungan hidup. Sebagai kelompok masyarakat yang memiliki privilese untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, para sarjana di Indonesia tentunya berpeluang besar untuk melahirkan jenis pekerjaan seperti ini, yang tentunya berbasis riset dan ilmu pengetahuan. 

Nah, Sobat Bincang Energi, peranan para sarjana tentu sangat penting untuk pengembangan green jobs di Indonesia, meskipun kamu tidak harus menjadi sarjana dulu untuk bisa bergerak di bidang ini. Untuk Sobat Bincang Energi yang sedang menjalankan studi sarjananya, atau yang berjuang untuk bisa masuk ke perguruan tinggi, serta semua yang sudah memikul gelar sarjana, selamat Hari Sarjana Nasional! 

Daftar Pustaka

BPS, 2021a. Booklet Sakernas. [Daring] Tersedia pada: https://www.bps.go.id/publication/2021/08/09/790fa89d429d86821c12f57b/booklet-survei-angkatan-kerja-nasional-februari-2021.html [Diakses pada 26 September 2021].

BPS, 2021b. Statistik Pendidikan 2020. [Daring] Tersedia pada: https://www.bps.go.id/publication/2020/11/27/347c85541c34e7dae54395a3/statistik-pendidikan-2020.html [Diakses pada 26 September 2021 ].

ILO, 2016. What is a green job ?. [Daring] Tersedia pada: https://www.ilo.org/global/topics/green-jobs/news/WCMS_220248/lang–en/index.htm [Diakses pada 26 September 2021].

KLHK, 2017. Komitmen Indonesia Dalam Pengendalian Perubahan Iklim. [Daring] Tersedia pada: http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/tentang/amanat-perubahan-iklim/komitmen-indonesia [Diakses pada 26 September 2021].

Suryono, P. & Pitoyo, A. J., 2013. Kesesuaian Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Pekerja di Pulau Jawa: Analisis Data Sakernas Tahun 2010. Jurnal Bumi Indonesia, 2(1), pp. 59-68.

Wandi & Rifa’i, A., 2020. Green Jobs dalam Pembangunan Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Journal of Social Transformation and Regional Development, 2(3), pp. 1-10.

 

Featured Image Credit

Photo by Leon Wu on Unsplash

Tagged: , ,
LATEST POSTS
FOLLOW AND SUBSCRIBE

Green Jobs dan Peran Sarjana Indonesia

oleh Nadhira Khairani time to read: 4 min
0