Tak lengkap rasanya bila Bincang Energi Muda (BEM) tidak menghadirkan pembicara-pembicara andal dalam bidang energi, khususnya energi terbarukan. Wynn Wijaya seorang Chief Executife Officer di Sinari Indonesia hadir di tengah-tengah malam Sobat Bincang Energi pada sesi Live Instagram (Minggu, 18 Juli 2021). Wynn berkesempatan untuk berbagi banyak hal mengenai peluang EBT bagi sektor pertanian lokal. Dalam sesi bincang-bincangnya, Wynn menyampaikan bahwa Sinari Indonesia saat ini bergerak di sektor bisnis yang ramah lingkungan dengan menggandeng petani-petani lokal di beberapa daerah di Indonesia.Ā
Wynn juga menyampaikan bahwa Sinari Indonesia menghubungkan petani lokal dengan komoditas utamanya ialah kacang mete dan kelapa. Hingga saat ini, Sinari Indonesia telah beroperasi dan membantu petani lokal di beberapa daerah di Indonesia bagian Timur seperti Papua; Pulau Biak, Provinis Gorontalo; Limboto dan Kota Gorontalo, Halmahera Timur, Sumba Timur, serta di Kepulauan Bantaeng, dan terakhir ada di Kepulauan Selayar. Semua daerah ini menjadi pusat perkembangan teknologi tenagaĀ matahari dan biomassa untuk pengolahan hasil-hasil perkebunan seperti kelapa.Ā
Sinari Indonesia dengan teknologi ini berusaha membantu banyak petani kelapa, bukan hanya untuk dijadikan olahan kelapa biji, akan tetapi juga bisa diolah menjadi kopra-kopra berkualitas (grade A atau grade C), yang kemudian akan didistrribusikan ke industri-industri yang lebih besar atau manufaktur lain. Sistem bisnis yang dijalankan Sinari Indonesia bersama dengan petani lokal menggunakan sistem bagi hasil, sehingga petani tetap mendapatkan income yang sesuai.Ā
Menurut Wynn, industri energi terbarukan saat ini memang sedang menjadi perbincangan hangat dan sedang digandrungi dunia. Sektor agriculture Indonesia, terlebih di luar Pulau Jawa sangat memungkinkan untuk pengembangan holtikultura dan perkebunan (pala, kemiri, cengkeh). Wynn juga menambahkan bahwa sektor perkebunan di luar Pulau Jawa seperti di Riau, maupun di Papua banyak yang belum terjamah dari segi manufaktur.Ā
Sinari Indonesia memilih sektor agriculture bukan tanpa alasan. Sektor agriculture mempengaruhi hampir sebesar 90% industri makanan global. Sinari Indonesia melihat peluang bahwa dalam 10 tahun ke depan trend masyarakat akan industri makanan sudah berubah. Masyarakat tak bisa dipungkiri akan cenderung memilih produk-produk yang sudah memiliki label food grade sehingga lebih ramah lingkungan. Hal lain kemudian muncul sebagai pertayaan apakah supplier-supplier yang tersedia benar-benar menerapkan prinsip ramah lingkungan. Berangkat dari hal ini, Sinar Indonesia ingin memastikan bahwa prinsip-prinsip ramah lingkungan dan mengedepankan potensi energi terbarukan benar-benar dilakukan dari sektor terkecil namun paling krusial, yakni petani lokal.Ā
Sinari Indonesia perlahan namun pasti terus berkomitmen untuk menerapkan EBT bagi sektor pertanian di Indonesia sesuai dengan kebutuhaannya. Hal ini terus dijaga dan ditingkatkan hingga sekarang seperti yang dijelaskan oleh Wynn bersama dengan Sinergi Indonesia dan seluruh mitra yang ada. Pengembangan sektor EBT dalam lingkup petani lokal bukan tanpa halangan, melainkan hadir dengan segelintir tantangan. Wynn menjelaskan bahwa ada di beberapa daerah yang menjadi mitra Sinergi Indonesia, masih mengalami kekurangan edukasi di bidang energi terbarukan. Beberapa petani lokal seperti di Kota Grorontalo telah mengetahui sedikit demi sedikit mengenai penggunaan teknologi energi terbarukan. Sehingga memaksimalkan proses produksi komoditi kelapa. Wyyn juga melanjutkan bahwa tak hanya mengembangkan sektor bisnis atau menjadi penghubung antara petani dan para supplier, Sinari Indonesia juga membawa misi berupa proses pengedukasian mengenai potensi-potensi energi terbarukan yang bisa dikembangkan dalam sektor industri perkebunan.Ā
Melalui BEM kali ini Wyyn juga berkesempatan membahas kondisi Indonesia yang saat ini masih dilanda pandemi. Wynn berpesan agar situasi pandemi yang masih tak menentu agar bukan menjadi penghalang bagi pekembangan sektor EBT di Indonesia. Tak lupa juga Wyyn menambahkan bahwa sebagai manusia, kita harus sesekali harus berani keluar dari comfort zone agar bisa mengimplementasikan banyak hal seputar EBT. Sehingga narasi-narasi tentang penggunaan EBT bisa lebih dikenal tak hanya di sektor energi itu sendiri, namun lebih lanjut dapat diimplementasikan dengan baik di seluruh sektor termasuk agriculture.