Tanggal 5 November kerap diperingati sebagai Hari Raya Cita Puspa Pesona, bertepatan dengan ini, Bincang Energi turut serta meramaikan dengan melakukan Live Instagram oleh Forum Konservasi Leuser, yaitu Kak Afifi. Forum Konservasi Leuser merupakan suatu lembaga yang aktif bergerak pada bidang keanekaragaman hayati tepatnya di ekosistem Leuser. Berdiri di Banda Aceh sejak tahun 2013 dan sudah melakukan berbagai kontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti melakukan patroli, monitoring, melakukan restorasi di sekitar ekosistem Leuser, kampanye, serta edukasi ke berbagai elemen masyarakat masyarakat. Forum Konservasi Leuser juga memiliki investigator yang bertugas untuk melakukan pengawalan hukum perburuan satwa liar.
Indonesia yang memiliki lokasi geografis yang sangat strategis, yaitu berada di lintasan ring of fire, diapit dua benua, dan samudra, serta lokasinya yang berada di garis khatulistiwa berkontribusi dalam menciptakan biodiversitas yang sangat kaya dan beragam. Hal ini dapat dilihat melalui banyaknya spesies vertebrata, berbagai jenis mikroba sampai dengan taksonomi tertinggi berada di Indonesia. Pada daerah Leuser, terdapat berbagai satwa seperti gajah, harimau, badak, orangutan, berbagai jenis burung, tumbuhan, dan masih banyak lagi.
Dewasa ini, masih banyak tantangan dalam menjaga kelestarian satwa di Indonesia. Banyaknya perburuan liar, perubahan lahan, polusi yang mencemari lingkungan, serta pembangunan yang tidak berperspektif lingkungan lainnya mempengaruhi biodiversitas. Hal ini didukung oleh data pada tahun 2015 yang menyebutkan bahwa jumlah populasi Badak Sumatera hanya mencapai 100 individu. Hal tersebut tentu sangat disayangkan karena manfaat dari keberagaman dapat membantu masyarakat dalam melakukan kegiatannya sehari-hari seperti pemenuhan kebutuhan pangan, keseimbangan ekosistem lingkungan, dan masih banyak lagi. Sebagai contohnya, apabila ekosistem sawah yang kehilangan populasi burung maka akan memberikan efek domino kepada sawah tersebut karena akan ada banyak hama yang menyerangnya seperti tikus dan jangkrik. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Dalam menjaga keseimbangan ekosistem, Forum Konservasi Leuser memiliki suatu tim khusus untuk melakukan patroli dan monitoring yang dilakukan setiap bulan. Mereka akan mencatat dan melaporkan berbagai temuannya di lapangan untuk dianalisa demi mengetahui potensi-potensi kemungkinan yang ada seperti illegal logging ataupun perburuan liar. Forum Konservasi Leuser juga sudah melakukan restorasi di beberapa titik, edukasi ke sekolah serta masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan ekosistem Leuser.
Diharapkan, masyarakat yang mendapatkan edukasi tersebut dapat lebih paham dan peduli mengenai lingkungan disekitarnya. Tantangan yang selanjutnya dihadapi adalah transfer knowledge yang belum merata antar-konservasi. Hal tersebut nantinya akan mempengaruhi kehidupan satwa yang berada di konservasi tersebut karena adanya perbedaan manajemen tempat konservasi satu sama lain. Forum Konservasi Leuser dalam melakukan kegiatannya melakukan kerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi dengan pemerintah, tepatnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI).
Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai kontribusi dari seluruh elemen masyarakat terutama remaja untuk menjaga keanekaragaman hayati agar rantai kehidupan yang ada tidak terputus. Dalam rangka menjaganya, dibutuhkan perbaikan secara terus menerus dari berbagai bidang untuk menjaga satwa dan lingkungan perlu menjadi prioritas yang utama. Masyarakat, terutama masyarakat muda dapat melakukan pendekatan secara personal, kampanye secara aktif di media sosial, melakukan edukasi atau pengabdian masyarakat terkait pentingnya kehadiran suatu spesies, pemberdayaan masyarakat, edukasi, lebih melibatkan masyarakat dalam program restoratif, dan masih banyak lagi.
EPISODE LAINNYA