Hari energi sedunia atau World Energy Day bertepatan pada tanggal 22 Oktober 2022. Untuk memeriahkan hari besar tersebut, Bincang Energi menyelenggarakan acara dengan bentuk Live Instagram yang membawakan tema mengenai “Efisiensi Energi Untuk Bumi.” dimoderatori oleh Mada Sophianingrum serta diikuti dengan narasumber hebat, yaitu Dylan Budiman. Dylan Budiman merupakan seorang Energy Engineer di perusahaan asing yang bernama ActiveBAS dan berfokus pada efisiensi energi.Â
Di Indonesia, definisi energi tercantum dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, yaitu kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika. Pada dasarnya, efisiensi atau optimasi energi merupakan penggunaan suatu energi untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan dengan seminimal mungkin dan tepat sasaran. Tepat sasaran dan penggunaan energi yang minimal merupakan titik berat dari efisiensi energi. Â
Pola pemakaian energi di Indonesia secara umum digunakan pada sektor industri dan transportasi, tetapi sangat disayangkan bahwa energi yang digunakan pada sektor tersebut masih didominasi oleh energi kotor, tepatnya fossil fuel seperti batu bara, gas, oil, dan sebagainya. Pada sektor rumah tangga dan perkantoran listrik yang digadangkan sebagai clean energy sudah umum digunakan.Â
Sudah berbagai studi yang menyatakan bahwa pada tahun selanjutnya, permintaan dan kebutuhan energi akan terus semakin meningkat. Adanya fakta ini mendorong kita untuk mulai menggunakan dan menghasilkan energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan. Apabila meninjau dari sisi kesiapan gedung yang ada saat ini, diperlukan penanganan dan persiapan lebih dini untuk menuju ke arah green building. Saat ini, sudah banyak klaim yang mengatasnamakan green building. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa klaim green building tersebut hanya terfokus pada satu segmentasi saja, yaitu new construction karena erat kaitannya dengan grand design dari bangunan tersebut. Apabila dilihat melalui sisi efektivitas energi, grand design merupakan tahapan yang paling penting, tetapi adanya new construction hanya sebanyak 2% dari gedung-gedung yang berada di kota-kota besar. Gedung yang sudah ada di kota-kota besar umumnya memerlukan penyesuaian desain dengan mempertimbangkan keefektifan penggunaan energi. Adanya perbedaan kondisi di setiap sektor dalam hal melakukan efisiensi energi mengharuskan energi manajer untuk ikut serta dalam menganalisa data dari keadaan yang terjadi. Â
Pada aspek gedung dalam melakukan efisiensi energi dapat dilakukan dengan menganalisis data mengenai sektor yang sekiranya paling “boros”. Contohnya pada pendinginan, diikuti dengan pencahayaan dan infiltrasi antara jendela, pintu, dengan lingkungan luar. Selain itu, salah satu alat untuk mengurangi kerja Air Conditioner (AC) adalah dengan menggunakan dehumidifier. Hal ini disebabkan oleh semakin lembab suhu ruang, maka AC juga harus bekerja semakin keras. Dengan demikian, adanya automation system dan control system yang bekerja secara otomatis dapat membantu melakukan efisiensi energi. Pada sisi perumahan, adanya kapasitas listrik yang lebih besar akan bersifat fleksibel dan penggunaannya dapat dikerahkan agar lebih tepat sasaran.Â
Adanya rebound effect yang tercipta oleh manusia yang berdasarkan dari anggapan sudah melakukan efisiensi energi sehingga merasa bebas untuk menggunakan AC terus menerus. Untuk menanggulangi permasalahan ini, dapat digunakan automation dan control system. Kedua hal tersebut meminimalisasi kemungkinan rebound effect karena penggunaan energi sudah terprogram dengan baik agar tepat sasaran dan dapat memonitor dengan parameter tertentu yang dianggap sudah tepat seperti suhu yang optimal.Â
Adanya tantangan terbesar dalam melakukan efisiensi energi adalah minimnya kesadaran karena disebabkan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan dari masyarakat itu sendiri. Seperti kesalahpahaman mengenai daya listrik. Pada sektor perumahan, masyarakat tidak membayar daya, tetapi durasi energi listrik yang dipakai, contohnya 3 KWH yang dipakai hanya 30 menit maka yang dibayarkan hanya 30 menit.
Pengurangan energi yang dilakukan dapat mengurangi gas rumah kaca yang diproduksi dan mengendap di atmosfer. Ditambah, dengan digandrunginya Renewable Energy di masyarakat diperkirakan kedepannya akan saling membantu dan beririsan demi mengurangi gas rumah kaca. Dengan demikian, diharapkan keterlibatan oleh berbagai pihak seperti pemerintah yang perlu melakukan pengkajian ulang mengenai insentif atau tarif listrik, serta kesadaran masyarakat yang meningkat mengenai efisiensi energi sedini mungkin dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Mulai dari langkah kecil seperti penyesuaian suhu AC. Dengan melakukan efisiensi energi, maka dapat mengurangi emisi dan gas rumah kaca yang dikeluarkan serta dapat menghemat pengeluaran.