Pada sesi ‘Finance Day’ COP 26, Menteri Keuangan menyampaikan bahwa setidaknya Indonesia membutuhkan pendanaan sekitar USD 270 miliar untuk mencapai target netral karbon pada 2060. Sementara itu, Indonesia hanya mampu menutupi sekitar 21.3% dari total dana yang dibutuhkan dari APBN. Oleh karena itu, diperlukan sumber pendanaan publik, swasta, dan internasional untuk mempercepat proses transisi energi ke energi terbarukan. Beberapa langkah telah diterapkan pemerintah untuk mendukung pendanaan inovatif seperti green sukuk dan platfom SDG Indonesia One untuk membantu peningkatan proyek energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, penerapan pasar karbon baru-baru ini juga menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pendanaan dari publik dan swasta.

Peningkatan sumber pendanaan baik dari dalam negeri maupun dengan bantuan internasional sangat dibutuhkan Indonesia untuk mencapai target netral karbon. Tantangan ini dapat diatasi dengan meningkatkan aksi iklim Indonesia yang dapat menarik perhatian dunia Internasional dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 selama setahun ke depan. Kesempatan tersebut juga dapat mempengaruhi kebijakan negara lainnya dan menjadikan Indonesia sebagai contoh dalam meningkatkan ambisi iklimnya.

Bagaimana pandangan Jaya Wahono terkait hal ini? Jaya Wahono selaku Wakil Ketua Komite Tetap Ketenagalistrikan KADIN Indonesia dan Presiden Direktur Clean Power Indonesia menjadi salah satu pembicara dalam gelaran Forum Restorasi Lahan dan Hutan dunia (Global Landscape Forum/GLF) di Glasgow. Dengarkan hanya di Podcast IESR Bicara Energi! Dapat didengarkan di berbagai kanal streaming favoritmu!

FOLLOW AND SUBSCRIBE
Episodes

Transisi Energi dan Peluang Pendanaan Energi Terbarukan

oleh Bincang Energi time to read: 1 min
0