Februaru lalu, Rusia mulai melakukan invasi ke Ukraina. Konflik ini telah mempengaruhi tidak saja situasi sosial politik global namun juga punya implikasi pada sistem energi dan perdagangan energi global. Berbagai negara di dunia menerapkan sanksi dan larangan perdagangan terhadap komoditas dari dan ke Rusia, termasuk komoditas energi. Perkembangan ini juga telah mempengaruhi kebijakan di sektor energi Uni Eropa yang tergantung pada pasokan gas dari Rusia.
Perkembangan situasi saat in juga telah mempengaruhi perdaganan komoditas energi dan inflasi harga energi. Dampak kedua dirasakan secara global termasuk oleh Indonesia. Untuk kedua kalinya harga komoditas energi di tahun 2022 naik ke level yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Harga minyak mentah Brent mencapai 139 dolar AS per barel, yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2008. Harga batubara pun kembali memecahkan rekor tertinggi yaitu mencapai sekitar 400 dolar AS per ton. Kenaikan harga acuan komoditas energi ini juga berpotensi membebani Indonesia, seperti misalnya alokasi subsidi elpiji dan kompensasi minyak di APBN yang tentunya akan ikut naik.
Bagaimana sebenarnya kaitan antara invasi Rusia-Ukraina dan harga komoditas energi? Lalu apa artinya bagi Indonesia serta langkah apa yagn bisa diterapkan untuk mengurangi kejadian serupa di masa depan? Podcast IESR bicara energi kembali hadir untuk membagas isu menarik tersebut bersama Dr. Widhyawan Prawiraatmadja.