Keanekaragaman hayati adalah istilah yang mencakup semua bentuk kehidupan, termasuk gen, spesies, tumbuhan, hewan, mikroorganisme, ekosistem serta proses-proses ekologi. Keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat. Keanekaragaman ekosistem akan menciptakan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya. Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati terkaya di dunia dimana 17.000 pulau yang ada di Indonesia menjadi habitat untuk berbagai flora dan fauna walaupun daratannya hanya 1,3% dari seluruh daratan di bumi. Indonesia juga memiliki keragaman hayati yang mengagumkan, unik, dan langkah yaitu 10% dari spesies bunga yang ada di dunia, 12% spesies mamalia, 16% dari seluruh spesies reptil dan amfibi, 17% dari seluruh spesies burung, dan 25% dari semua spesies ikan.
Gambar 1. Peta Sebaran Fauna di Indonesia
Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati secara umum dibagi menjadi tiga yaitu:
- Keanekaragaman Tingkat Genetik
Keanekaragaman gen adalah variasi genetik pada satu spesie. Tingkat ini ada karena setiap individu memiliki bentuk gen yang khas. Gen merupakan materi pada kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat dari organisme. Gen dalam setiap individu meskipun materi penyusunan yang sama akan tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Keturunan dari hasil perkawinan antara dua individu makhluk hidup memiliki susunan gen yang berasal dari kedua induk. Kombinasi susunan gen dari kedua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies baik berupa varietas alami atau buatan. Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotip ) varietas adalah faktor gen ( genotip ) dan faktor lingkungan ( environment ) Beberapa contoh antara lain:
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
- variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delanggu, Bumiayu, dan sebagainya
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan sebagainya
- variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina
- Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies
Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies. Keanekaragaman hayati tingkat spesies ini menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini:
- Famili Fellidae : kucing, harimau, singa
- Famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
- Famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri
- Familia graminae : rumput teki, padi, jagung
- Genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis)
- Genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)
- Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu kesatuan yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik. Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam, hal ini menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya juga beragam. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.
Iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman merupakan beberapa faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut. Secara umum, terdapat dua ekosistem utama yaitu;
- Ekosistem daratan (ekosistem terestrial) yang terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra. Bioma adalah kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bioma juga dapat diartikan sebagai suatu daratan luas yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik
- Ekosistem perairan (ekosistem akuatik) terbagi menjadi ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang.
Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis. Berikut beberapa contoh keanekaragaman ekosistem yaitu ;
- Ekosistem Hutan Hujan Tropis : Ekosistem hutan hujan tropis memiliki aneka tumbuhan yang bermacam-macam. Keanekaragaman hayati di kawasan ini sangat bervariasi, contohnya adalah hutan-hutan di Indonesia dengan jutaan spesies yang hidup di dalamnya.
- Ekosistem Padang Rumput : Ekosistem padang rumput atau sabana merupakan wilayah yang didominasi oleh rerumputan yang terhampar luas. Ekosistem ini terdapat di kawasan kering, seperti hutan-hutan Afrika.
- Ekosistem Padang Pasir : Salah satu ciri ekosistem padang pasir adalah adanya tumbuhan kaktus dengan sifat membutuhkan sedikit air untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang hidup di kawasan ini contohnya adalah reptil, mamalia kecil serta berbagai jenis burung.
- Ekosistem Pantai : Ekosistem pantai terdapat di wilayah pesisir yang berbatasan dengan laut atau samudera. Contoh hewan yang berhabitat di wilayah ini adalah kepiting, serangga, serta burung-burung pantai.
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan bagian penting dalam rantai kehidupan manusia, yaitu sebagai sistem pendukung kehidupan. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi memiliki peran yang sangat penting dan memberikan banyak sekali manfaat sehingga perlu untuk menjaga keanekaragaman hayati karena hal ini sama dengan menjaga kehidupan. Keanekaragaman hayati memiliki manfaat sebagai berikut:
- Sumber Pangan : Manusia membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas. Energi tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber daya hayati seperti tumbuhan sumber karbohidrat, seperti padi, singkong, sagu, sumber protein seperti kacang-kacangan atau berbagai jenis ikan dan daging
- Bahan Obat- Obatan : Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut dapat ditanam di rumah sebagai tanaman obat keluarga. Perkembangan teknologi juga membantu industri jamu atau obat tradisional untuk berinovasi dan mengetahui lebih banyak manfaat dari bagian tanaman yang berkhasiat. Penggunaan tanaman sebagai obat yang dikonsumsi secara langsung maupun bahan baku obat di industri lebih aman dan dapat mengurangi efek samping. Beberapa tanaman obat yang sering digunakan yaitu tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih, buah mengkudu dan alang- alang.
- Pengembangan Ilmu Pengetahuan : Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa mengembangkan potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut. Dengan meneliti flora dan manusia bisa mendalami berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian tersebut akan menghasilkan berbagai metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif buatan pada hewan maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna bagi manusia jika keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri terus dijaga eksistensinya.
- Menyeimbangkan dan Meningkatkan Produktivitas Ekosistem : Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang ekosistem. Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu ekosistem mempunyai perannya masing- masing. Jika keberadaan makhluk hidup tersebut terancam, maka akan mengganggu keseimbangan. Apabila ekosistem tidak seimbang, maka akan mengakibatkan berbagai bencana yang merugikan manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain. Selain itu keanekaragaman hayati juga bermanfaat meningkatkan produktivitas ekosistem dari masing-masing spesies.
- Menjaga Keseimbangan dan Menjamin Keberlanjutan Alam : Keanekaragaman hayati memiliki peran tersendiri bagi alam. Keragaman ini berperan untuk menjaga kestabilan interaksi dan daur materi yang ada di alam. Keanekaragaman hayati menjadi elemen penjaga keseimbangan alam karena tanpa keragaman, alam akan menjadi tidak seimbang, misalnya pada ekosistem hutan hujan tropis yang menjadi habitat dari berbagai macam spesies hewan dan tumbuhan. Bila ekosistem hutan hujan tropis tidak ada, maka alam akan menjadi tidak seimbang.Adanya keanekaragaman hayati juga bermanfaat untuk menjamin keberlanjutan alam. Semua spesies dalam ekosistem akan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik, misalnya tanaman bakau di pantai yang dapat menjaga bibir pantai dari abrasi air laut.
- Meningkatkan Taraf Kehidupan Manusia : Keanekaragaman hayati menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan taraf hidup manusia melalui pemanfaatan berbagai keanekaragaman hayati pada tiap tingkatan
- Manfaat Edukasi dan Hiburan : Keberadaan keanekaragaman hayati dapat dijadikan tempat edukasi berupa objek penelitian, pendidikan, serta pariwisata.
- Aspek Budaya : Selain memiliki keanekaragaman hayati indonesia juga memiliki budaya yang beraneka ragam yang mana dalam proses kebudayaan tersebut melibatkan keanekaragaman hayati. Beberapa daerah di Indonesia menggunakan tanaman dan hewan tertentu diantaranya:
- Pada upacara adat di daerah Sulawesi mengharuskan memotong hewan kerbau
- Ritual larung sesaji di Jawa juga menyembelih sapi atau kerbau untuk dilarutkan ke laut.
- Budaya nyekar atau berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora seperti mawar, melati dan kenanga untuk di tabur di atas makam.
Permasalahan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati kini mulai terancam oleh kondisi alam yang terus mengalami perubahan maupun akibat kegiatan manusia. Kerusakan habitat menyebabkan terganggunya ekosistem yang mengancam berbagai spesies. Ancaman yang terjadi secara alami, yaitu: ketidakmampuan spesies untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang menyebabkan kepunahan biologis , bencana alam gunung berapi juga mampu menjadi sebuah ancaman bagi kelangsungan keanekaragaman hayati. Aktivitas manusia memberikan berbagai dampak yang mengancam keanekaragaman hayati yaitu :
- Alih fungsi hutan
- Intensifikasi lahan pertanian
- Perburuan Liar
- Eksploitasi berbagai spesies flora dan fauna secara berlebihan yang menimbulkan kelangkaan dan kepunahan spesies
- Penebangan, pembakaran dan perusakan hutan
- Penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya menimbulkan erosi genetik yang akan menimbulkan krisis keragaman hayati. Keragaman spesies dan keragaman hayati erat kaitannya dengan produktivitas
- Penemuan bibit tanaman baru yang menyebabkan bibit lokal atau bibit lama ditinggalkan
- Industrialisasi dan pencemaran lingkungan
Dampak Pemanasan Global terhadap Keanekaragaman Hayati
Perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar bagi keanekaragaman hayati. Beberapa dampak yang terjadinya akibat perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati, yaitu :
- Spesies range : Setiap spesies memiliki rentang suhu tertentu untuk hidup mampu beradaptasi. Kenaikan suhu bumi dapat menyebabkan beberapa jenis spesies tidak mampu mentoleransi suhu maksimumnya sehingga tidak mampu bertahan dan kemudian menjadi rentan terhadap kepunahan. Menurut International Union for Conservation Nature (IUCN), lautan merupakan bagian planet yang paling banyak menanggung akibat dari pemanasan global. Meskipun sejak 1970-an, perairan di seluruh dunia telah memainkan peranan penting dalam melawan pemanasan global dengan menyerap sekitar 93% karbondioksida yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
- Perubahan fenologi : Perubahan iklim menyebabkan pergeseran dalam siklus reproduksi dan pertumbuhan organisme. Pada tumbuhan misalnya, masa pembungaan dipengaruhi oleh suhu tertentu. Pemanasan global dapat membuat tumbuhan-tumbuhan tertentu berbunga lebih cepat, sementara serangga-serangga pembantu penyerbukan belum siap sehingga siklus reproduksinya terganggu
- Perubahan interaksi antar spesies : Perubahan iklim yang terjadi akan mengakibatkan perubahan interaksi antar spesies yang berdampak stabilitas dan perubahan fungsi ekosistem akibatnya ekosistem tidak lagi berfungsi secara ideal.
- Laju kepunahan : Perubahan iklim mempercepat laju kepunahan terhadap beberapa jenis spesies, contohnya Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang sangat rentan terhadap perubahan iklim karena karakteristik hidupnya dipengaruhi oleh suhu. Penyu Hijau juga memiliki pertumbuhan yang sangat lambat sehingga rentan terhadap ancaman lingkungan. IUCN Red List, memasukan Penyu Hijau dalam status Endangered (En) atau terancam punah.
- Penyusutan keragaman sumberdaya genetik: Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga dapat ditimbulkan oleh adanya pengaruh pemanasan global. Beberapa varian dari tanaman dan hewan menjadi punah karena perubahan iklim. Kepunahan spesies tersebut menyebabkan sumberdaya genetik juga akan hilang
Salah satu dampak perubahan iklim ialah kemarau berkepanjangan, ataupun sebaliknya curah hujan yang terlalu tinggi, yang mana hal ini memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan, misalnya bila terjadi kemarau berkepanjangan maka akan sangat berpotensi terjadi kebakaran hutan atau bila curah hujan yang terlalu tinggi maka akan berpotensi banjir akan lebih sering terjadi.
Pelestarian keanekaragaman hayati
Pelestarian keanekaragaman hayati harus dilakukan untuk menjaga keseimbangan hayati, mencegah kepunahan, dan juga menjaga spesies tetap bertahan di bumi. Upaya yang dapat dilakukan untuk perlindungan alam yaitu:
- Perlindungan dan Konservasi keanekaragaman hayati
- Perlindungan alam ketat yaitu perlindungan alam yang prosesnya dilakukan secara ketat, namun tanpa campur tangan dari manusia, contohnya Cagar Alam Sancang di Garut.
- Perlindungan alam terbimbing yaitu perlindungan alam yang dilakukan oleh para ahli di bidang konservasi dan alam, contohnya Kebun Raya Bogor.
- Taman nasional yaitu salah satu jenis perlindungan alam yang dibuat dengan berbagai tujuan. Taman nasional memiliki sistem yang jelas dan lengkap dengan zonasinya.
- Perlindungan alam antropologi yang dilakukan untuk melindungi sebuah suku bangsa di suatu kawasan tertentu.
- Perlindungan alam botani yang dilakukan untuk melindungi komunitas tumbuhan tertentu.
- Perlindungan alam zoologi yang dilakukan untuk melindungi beberapa jenis hewan langka atau yang sudah terancam punah.
- Perlindungan geologi yang dilakukan dengan tujuan untuk melindungi bagian atau formasi geologi tertentu.
- Perlindungan hutan yang dilakukan untuk melindungi spesies dan ekosistem di suatu hutan, khususnya yang memiliki spesies langka atau akan punah.
- Perlindungan ikan yang dilakukan untuk melindungi beberapa spesies ikan tertentu.
- Perlindungan monumen alam yang dilakukan untuk melindungi benda-benda di alam tertentu, misalnya melindungi stalagmit dan stalagtit di suatu gua.
- Perlindungan pemandangan alam yang dilakukan untuk melindungi keindahan atau panorama alam di suatu kawasan.
Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan berbagai cara. Konservasi sumber daya alam merupakan salah satu cara yang tepat dan bisa dijadikan pendekatan berkelanjutan agar alam lebih terjaga, sehingga ekosistem menjadi lebih layak untuk ditinggali oleh flora maupun fauna.
- Mitigasi Perubahan Iklim untuk Melestarikan keanekaragaman hayati
Langkah menanggulangi pemanasan global harus lakukan dengan lebih intensif agar hasil yang optimal agar dapat mengatasi, mengurangi, dan mencegah pemanasan global untuk menjaga bumi dan keanekaragaman hayati.
- Hemat energi dengan mulai membeli dan menggunakan barang-barang yang hemat energi, mengurangi penggunaan AC maupun pemanas ruangan
- Melakukan penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer, karena CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis
- Mulai menerapkan program reduce, reuse, dan recycle
- Menggunakan mobil dan kendaraan bermotor yang rendah emisi
- Menggunakan energi baru terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik
Referensi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2020. Keanekaragaman Hayati. Jakarta
Kehati Yogyakarta. 2017. Dampak Perubahan Iklim terhadap Keanekaragaman Hayati. Yogyakarta
Lubis Darwin P. 2011. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Universitas Negeri Medan
Mohamad Iqbal Damora. 2019. Pemanasan Global. Pustekkom Kemdikbud. Jakarta
Pedia Ilmu. 2020. Keanekaragaman Hayati Indonesia. [Diakses 19 Mei 2022]